BERMIMPI DAN BERENCANALAH

Posts tagged ‘toko indonesia’

Masuk Islam karena wanita yang hendak dinikahi?

Dalam tulisan ini, saya hendak berbagi pengalaman dan berbagi ilmu tentang problematika yang banyak terjadi di negeri Taiwan ini. Perlu kita sama-sama ketahui, cukup banyak tenaga kerja wanita dari Indonesia yang menikah dengan pria Taiwan. Bahkan, toko-toko Indonesia yang ada di Taiwan, banyak yang di miliki oleh orang Indonesia (mantan tenaga kerja) yang suaminya adalah orang Taiwan. Dari Utara Taiwan yaitu Taipei hingga Selatan Taiwan yaitu Pingtung, baik di Timur Taiwan-pun yaitu Hualien juga ada toko Indonesia yang dimiliki oleh wanita Indonesia yang menikah dengan pria Taiwan.

Bukan bisnis toko Indonesianya yang hendak saya bicarakan pada tulisan ini, akan tetapi terkait pernikahan campuran (wanita Indonesia dengan pria Taiwan) yang hendak saya bahas disini. Akhir-akhir ini sering sekali saya menerima telepon dari tenaga kerja wanita yang bercerita terkait niatnya untuk menikah dengan pria Taiwan. Bukan satu atau dua kali saja yang seperti ini tapi sudah cukup banyak saya terima. Memang di Taiwan ini, saya membantu menikah-kan masyarakat Indonesia khususnya rekan-rekan tenaga kerja melaksanakan sunnah Rasul yaitu menikah. Sudah cukup banyak saya menikah-kan pasangan tenaga kerja yang hendak menikah, kebanyakan dari mereka di karena kan tidak mendapatkan izin cuti dari majikan untuk kembali ke Indonesia sehingga karena takut berbuat zina sehingga mereka menikah secara syiri (sah secara agama tapi belum sah secara aturan Negara Indonesia).

Nah, hal yang saya mau bahas ini sangatlah berbeda. Ketika saya menerima telepon dan berdiskusi dengan mereka. Saya jadi kembali teringat tentang Asbabul Hadits (Sebab-sebab turunnya hadits) yang sangat masyhur yaitu terkait dengan niat. Bagaimana hadits yang berbunyi

عَنْ أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ أَبِيْ حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ : إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى . فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ .

[رواه إماما المحدثين أبو عبد الله محمد بن إسماعيل بن إبراهيم بن المغيرة بن بردزبة البخاري وابو الحسين مسلم بن الحجاج بن مسلم القشيري النيسابوري في صحيحيهما اللذين هما أصح الكتب المصنفة]

Arti Hadits / ترجمة الحديث :

Dari Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar bin Al Khottob radiallahuanhu, dia berkata: Saya mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : Sesungguhnya setiap  perbuatan tergantung niatnya.  Dan  sesungguhnya  setiap  orang  (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan.”

(Riwayat dua imam hadits, Abu Abdullah Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim bin Al Mughirah bin Bardizbah Al Bukhori dan Abu Al Husain, Muslim bin Al Hajjaj bin Muslim Al Qusyairi An Naishaburi dan kedua kitab Shahihnya yang merupakan kitab yang paling shahih yang pernah dikarang) .

Dari hadits tersebut dikisahkan tentang seorang laki-laki yang hendak menikah dengan seorang perempuan yang bernama Ummu Qois, kemudian laki-laki tersebut mengikutinya hingga ke Madinah di saat terjadinya hijrah Rasulullah dan Sahabat dari Mekkah ke Madinah. Sehingga laki-laki tersebut diberikan gelar “Muhajir Ummu Qois” (Orang yang hijrah karena Ummu Qois).

Memang perkara tentang orang-orang yang berhijrah dari tidak beragama Islam menjadi beragama Islam merupakan perkara yang di sampaikan Rasulullah dengan sebuah unta merah jika kita yang mendakwahinya karen perkara tersebut merupakan perkara yang sangat besar. Akan tetapi, masalah yang terjadi di Negeri ini ialah dikarenakan cinta. Ya cinta kadang membutakan segalanya dan hanya beberapa saja yang sadar bahwa menikah harus se-iman dan bukan hanya sekedar cinta.

Sehingga yang sering sekali saya sampaikan kepada tenaga kerja wanita yang hendak menikah dengan pria Taiwan ialah untuk memastikan bahwa kekasihnya memang betul-betul serius berhijrah kepada Islam (masuk agama Islam). Berpindah agamanya Ia bukan hanya dikarenakan sang kekasih tapi karena keyakinannya tentang Allah swt dan tentang Islam. Oleh karena itu, ajaklah kekasih anda ke masjid-masjid yang ada di Taiwan untuk belajar tentang Islam. Kenapa ke masjid-masjid di Taiwan? karena di sana ada Imam masjid yang pandai berbahasa mandarin sehingga Imam mampu menjelaskan tentang Islam dalam bahasa ibu mereka yaitu mandarin.

Problematika yang kebanyakan terjadi di Taiwan kepada pasangan suami istri campuran (wanita Indonesia dan Pria Taiwan) ialah sang pria setelah menikah bertahun-tahun, Ia tidak mau lagi menjalankan agama Islam dan bahkan ada yang kembali ke ajaran nenek moyang mereka yaitu menyembah patung-patung. Wajar saja, memang syariat Islam ini jikalau tidak di jalankan dengan Iman, rasanya sangat berat. Itulah kenapa Pilar Islam di awali dengan ikrar 2 kalimat syahadat karena keyakinan kepada Allah swt dan ajaran yang dibawa Rasulullah saw sajalah yang menjadi kekuatan di dalam hati orang-orang yang beriman.

Sekali lagi, coba-lah wahai saudariku untuk berpikir berkali-kali jika hendak menikah dengan orang yang berbeda agama seperti dengan orang Taiwan. Pastikan kalau sang kekasih masuk Islam bukan hanya sekedar cinta dengan anda tapi masuk Islam karena cinta kepada Allah swt.

Wallahu a’lam

Wassalam

Ami Amrullah

Chiayi,